Lebih Baik Mana? Sayur Dikukus atau Direbus?

Level: Menengah 1+, , Type: Monologue

Listening is a powerful way to master a new language. We recommend you:

  • Listen to the audio repetively
  • If you are stuck, learn the transcript
  • Look up word meanings and learn words in contexts.

Sekarang, saya mau makan salad nih. Tapi kalau ini kan makannya raw. Cuman banyak temen - temen di rumah pasti mengolahnya beragam. Ada yang ditumis, ada yang dikukus, ada yang direbus, ya kan? Nah, saya penasaran banget dengan kalian, kira - kira menurut kalian baik yang mana? Dikukus atau direbus? 


Dalam mengolah sayuran seringkali kita kurang memperhatikan proses pengolahannya. Padahal cara memasak memiliki peran yang penting terhadap nutrisi dan sayuran tersebut. Bagi sayuran yang akan diolah biasanya Wonder People di rumah suka mengolahnya dengan cara direbus atau dikukus, ya? Karena ternyata, ada perbedaan nutrisi sayuran yang dihasilkan dari kedua cara memasak ini.


Merebus

Proses perebusan itu melibatkan kontak antara air dan sayuran. Sehingga akan menarik senyawa-senyawa aktif dari sayuran itu sendiri. Atau dinamakan dengan ekstraksi. Hal ini menyebabkan beberapa kandungan nutrisi dari bahan yang direbus akan hilang. Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan dalam British Journal of Nutrition, mendidihkan makanan mengakibatkan hilangnya folat hingga 50%. Bahkan bisa menghilangkan kandungan vitamin C dan beberapa vitamin B yang memang bersifat larut air. Penelitian ini juga menggunakan bayam dan brokoli.


Merebus dipercaya dapat meluluhkan lebih banyak antioksidan. Karena beberapa senyawa pelawan penyakit tersebut larut dalam air panas. Selain itu konsultan gizi Jansen Ongko menambahkan, bahwa merebus sayuran dapat mengurangi kadar polifenol sebesar 38%. Sedangkan fungsi dari polifenol ini adalah sebagai anti inflamasi yang berfungsi menjaga sistem kekebalan tubuh.


Mengkukus 

Cara memasak dengan cara ini ternyata dapat menjaga senyawa pada makanan, seperti vitamin, agar tidak mudah rusak. Karena melibatkan uap panas yang tidak menarik senyawa vitamin yang terdapat pada bahan makanan, yang justru membuat senyawa-senyawa beracun seperti sianida atau cemaran pestisida keluar dari sayuran. Menurut ahli diet Nigel Denby, mengukus bahan makanan dapat mempertahankan zat gizi hingga 82%. Contohnya pada brokoli, hanya kehilangan 11% antioksidannya ketika dikukus. Selain itu ada penelitian yang menunjukkan bahwa mengukus sayuran, dapat meningkatkan kandungan gizi dari sayuran. Kadar polifenol akan meningkat 52% karena proses pemanasannya tidak berlebihan, dan sayuran tidak terendam dengan air.


Tapi harus diingat ya, Wonder People. Jangan terlalu lama! Biarkan tetap berwarna kehijauan, atau tetap berwarna segar.